BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerapan Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk aktif dalam mencari
informasi tentang materi pembelajaran. Materi pelajaran bisa diperoleh dengan
membaca buku, lewat internet, Koran ataupun majalah. Menjadi tugas seorang Guru
untuk memfasilitasi peserta didik dalam mencari informasi tentang materi
pembelajaran.
Materi pelajaran Sejarah Indonesia
yang terlalu banyak, beragam dan waktu yang terbatas memjadi permasalahan
tersendiri bagi peserta didik. Tugas-tugas yang dibebankan pada peserta didik
yang terlalu banyak dan menuntut peserta didik untuk mencari informasi dan
memahami materi pembelajaran. Dalam rangka memudahkan peserta didik dalam
mencari informasi, maka penulis menyusun makalah berjudul “ Pergerakan Nasional
Indonesia”. Makalah ini dapat membantu
peserta didik untuk sedikit memahami tentang pergerakan nasional Indonesia.
B. Alasan memilih judul
Yang menjadi alasan memilih judul makalah “ Pergerakan Nasional
Indonesia” adalah keinginan penulis untuk mengajak peserta didik mempunyai
semangat yang kuat untuk mengisi kemerdekaan ini, sama seperti para pemuda
waktu itu yang dengan semangat bergelora berusaha keras, tanpa mengenal putus
asa untuk mendapat pengakuan dari bangsa asing sebagai suatu bangsa yang
merdeka.
Generasi muda harus mempunyai semangat dalam menghadapi berbagai
tantangan yang ada di depan mata, tidak hanya dari luar para pemuda tetapi juga
dari dalam diri para pemuda. Generasi muda harus mempunyai mental yang tangguh
dan kuat dalam menghadapi setiap rintangan yang ada.
Selain menumbuhkan semangat bagi generasi muda juga untuk memudahkan
peserta didik, khususnya tingkat XI untuk mendapat informasi yang tepat tentang
Pergerakan Nasional Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan sesuai dengan yang diinginkan penulis dapat tercapai
dengan tepat dan benar, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana latar belakang munculnya pergerakan nasional
2.
Apa perbedaan perlawanan sebelum dan sesudah ada organisasi Pergerakan
Nasional.
3.
Apa saja organisasi Pergerakan Nasional Indonesia sebelum kedatangan
Jepang
4.
Bagaimana peranan Pergerakan Nasional Indonesia dalam perlawanan terhadap
Belanda
D. Tujuan yang ingin dicapai
Dengan disusunnya
makalah ini, penulis mempunyai tujuan pokok yang ingin dicapai, yaitu :
1. Untuk memberi informasi materi yang tepat bagi
peserta didik.
2. Untuk menumbuhkan semangat pantang menyerah bagi
peserta didik
3. Untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang
Pergerakan Nasional Indonesia.
BAB 2
PERGERAKAN NASIONAL
INDONESIA
A. Latar belakang munculnya Pergerakan Nasional
Perlakuan kaum
kolonialis dan kaum imperialis dengan praktek-praktek politik diskriminasi,
monopoli dan bentuk-bentuk pemerasannya lainnya terhadap rakyat terjajah telah
menyeret ke dalam kehidupan yang terbelakang. Namun demikian, sekalipun
tertindas dan terjajah dan perlakuan diskriminasi dalam pendidikan diterapkan
kaum penjajah, tetapi banyak pula rakyat terjajah yang menjadi pandai. Kaum
terpelajar inilah yang kemudian tampil menjadi pelopor pergerakan nasional
bangsanya untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.
Secara lebih
rinci latar belakang timbulnya pergerakan nasional Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Intern
a. Belanda terlalu memeras rakyat Indonesia, sehingga
menimbulkan penderitaan bagi bangsa Indonesia, sehingga memunculkan adanya
perlawanan.
b. Perbedaan hidup yang terlalu mencolok antara bangsa
Belanda dan bangsa Indonesia, yang menempatkan bangsa Indonesia sebagai bawahan
di negeri sendiri.
c. Bangsa Indonesia
pernah memiliki kenangan kejayaan dan kebesaran pada masa sebelum
penjajahan Belanda ( Zaman keemasan Sriwijaya dan Majapahit)
d. Timbulnya kaum terpelajar yang menjadi motor
pergerakan nasional sebagai akibat dari politik Etis merupakan bumerang bagi
Belanda
e. Bahasa Melayu yang merupakan bahasa perantara dan bahasa persatuan makin menyadarkan bahwa
bangsa Indonesia berasal dari satu bangsa.
2. Faktor Ekstern
a. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, telah
merubah anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit
putih)menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit
berwarna.
b. Adanya gerakan Turki Muda yang dipimpin oleh Mustafa
Kemal Pasha yang berhasil menjadikan Negara Turki yang tadinya terbelakang
menjadi suatu Negara modern.
c. Revolusi nasional China dibawah pimpinan dr. Sun Yat
Sen yang mendirikan Partai Nasionalis China (Kuo Min Tang) dengan ajarannya San Min Chu I, yang berisi
nasionalisme, demokrasi dan sosialisme.
d. Adanya pergerakan nasional di India dengan All
Indian National Conggres dibawah pimpinan Mahatma Gandi dengan ajarannya ahimsa
(melawan tanpa kekerasan), satyagraha (tidak mau bekerjasama), swadesi
(mencukupi keperluan sendiri) dan hartal( tindakan yang bersifat protes)
e. Adanya nasionalisme di Filiphina dibawah pimpinan
dr. Jose Rizal yang mendirikan Liga Filipina yang merupakan perintis pergerakan
nasional Filipina, dan melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasaan
Spanyol.
Dengan berbagai
latar belakang tersebut maka bangsa
Indonesia merubah strategi perlawanan terhadap penjajah Belanda, tidak lagi
dengan kekuatan fisik tetapi menggunakan kekuatan diplomasi.
B. Perbedaan perlawanan sebelum dan sesudah adanya
Pergerakan Nasional
Bentuk dan
strategi organisasi pergerakan nasional
dalam menghadapi kekuatan pemerintah kolonial Belanda sangat berbeda dengan
perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebelum ada pergerakan
nasional. Berikut adalah perbedaan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan
penjajahan Belanda.
1. Perjuangan sebelum 1908.
a. Dipimpin oleh Raja, bangsawan atau tokoh agama,
karena mereka mempunyai pengikut yang setia.
b. Bersifat kedaerahan
atau perlawanan lokal yang tidak terorganisasi dengan baik, sehingga
perlawanan sering diakhiri dengan politik devide et impera oleh Belanda.
c. Bersifat fisik atau perjuangan dilakukan dengan
mengangkat senjata, sedangkan kita kalah dalam persenjataan
d. Terfokus pada pemimpin yang Kharismatik, sehingga
ketika pemimpin tertangkap, atau terbunuh dalam peperangan maka perlawanan
berakhir.
e. Bersifat reaktif atau spontan, dalam setiap
perlawanan selalu ada sebab khusus yang melatar belakangi suatu perlawanan.
2. Perjuangan sesudah 1908.
a. Dipimpin dan digerakkan oleh kaum terpelajar yang
muncul karena Politik Etis yang dilakukan Belanda.
b. Bersifat nasional dan telah ada kerjasama antar
daerah dan sudah memunculkan rasa persatuan karena satu nasib dalam penderitaan.
c. Perlawanan dengan diplomasi, menggunakan cara-cara
yang modern, seperti media perundingan, lobi, mogok, dan sebagainya.
d. Memiliki organisasi yang memungkinkan adanya
kaderisasi, sehingga ketika pemimpin tertamgkap, perlawanan akan diteruskan
oleh penggantinya, dan perlawanan akan tetap berjalan.
e. Memiliki visi
dan misi yang jelas, yaitu Indonesia Merdeka, walaupun semula mereka
bergerak di bidang social, budaya, ekonomi dan pendidikan, tetapi mereka
mempunyai harapan yang sama untuk terlepas dari penjajahan.
C. Perkembangan Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia.
Masa pergerakan nasional
di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasipergerakan. Masa
pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut:
1.
Masa pembentukan (1908 -
1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam,dan Indische Partij.
2.
Masa
radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai
KomunisIndonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
3.
Masa moderat/kooperasi
(1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, danGapi. Di samping itu juga berdiri organisasi
keagamaan, organisasi pemuda, danorganisasi perempuan
Bentuk-bentuk Organisasi nPergerakan
Nasional
1. Budi Utomo
Pada tahun
1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi diPulau Jawa. Upaya
dr. Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para
pelajar yang kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20
Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomodengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi
Budi Utomo artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai
politik. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat
dari tujuan yang hendak dicapai yaitu
perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang
mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah,
membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri,menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi
putera, dan menjunjungtinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai
kehidupan rakyat yang layak.
Kongres
Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5
Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya
I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongresyang pertama berhasil diputuskan beberapa hal
berikut
a.
Membatasi
jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b.
Tidak melibatkan diri
dalam politik.
c.
Kegiatan
terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan budaya.
Dalam kongres
diputuskan ketua Budi Utomo adalah R. T. Tirtokusuma. Bupati Karanganyar
danpusat kegiatan Budi Utomo di Yogyakarta.
Sejak tahun 1930 Budi Utomo membuka keanggotaan untuk semua suku bangsa
Indonesia. Dalam bidang politik telah mencita-citakan Indonesia Merdeka. Untuk
mencapai tujuannya pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan peleburan dengan
Partai Bangsa Indonesia, sehingga lahirlah Partai Indonesia Raya (Parindra)
2. Sarekat Islam
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan
para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada
tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh
H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh
SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia dibawah
panji-panji Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkuppedagang,
maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang
lingkupnya, maka pada tanggal18 September 1912, SDI diubah menjadi
SI (Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa
tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim.
Sarekat Islam berkembangpesat karena bermotivasi agama Islam.Latar
belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a.
Perlawanan terhadap para
pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina
b.
Isyarat pada umat Islam
bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
c.
Membuat front melawan
semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Sedangkan
tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
anggaran dasarnya adalah:
a.
Mengembangkan
jiwa berdagang
b.
Memberi
bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
c.
Memajukan pengajaran dan
semua yang mempercepat naiknya derajat bumiputera
d.
Menentang
pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam
e.
Tidak bergerak dalam
bidang politik.
f.
Menggalang
persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.
Dalam kurun waktu singkat, SI
sudah mempunyai cabang di berbagai kota. Organisasi itu tumbuh menjadi besar.
Kemajuan yang dicapai oleh SI itu dianggap ancaman bagi pemerintah kolonial.
Pemerintah kemudian mengeluarkan peraturan untuk menghambat laju pertumbuhan
SI, yaitu cabang harus berdiri sendiri dan terbatas daerahnya. Pemerintah
kolonial tidak keberatan SI daerah mengadakan perwakilan yang diurus oleh
pengurus sentral. Kemudian dibentuklah Central Sarikat Islam (CSI) yang
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
Ketika pemerintah kolonial mengijinkan
berdirinya partai politik, SI yang semula merupakan organisasi nonpolitik
berubah menjadi partai politik. SI mengirimkan wakilnya dalam Volksraad (Dewan
Rakyat) dan memegang peran penting dalam Radicale Concentratie, yaitu
gabungan perkumpulan yang bersifat radikal. Kecilnya capaian yang diraih oleh
dewan rakyat tersebut, mendorong Cokroaminoto dan Agus Salim untuk mengubah
aliran politik SI dari kooperatif ke nonkooperatif dan menolak ikut serta dalam
setiap dewan rakyat yang didirikan pemerintah
Pada kongres SI kelima tahun 1921,
Semaun melancarkan kritik terhadap kebijakan SI Pusat sehingga timbul
perpecahan. Di satu pihak aliran yang diinginkan SI adalah ekonomi dogmatis
yang diwakili oleh Semaun, yang kemudian dikenal dengan SI Merah beraliran
komunis. Di sisi lain, SI menginginkan aliran nasional keagamaan yang diwakili
oleh Cokroaminoto, yang kemudian dikenal dengan SI Putih. Akhirnya SI merah
menjadi Partai Komunis Indonesia dan SI putih dapat memurnikan diri dan kembali
pada asas-asas semula.
3. Indishce Partij
Indische
Partij merupakan organisasi politik yang anggota-anggotanya berasal dari
keturunan campuran Belanda-pribumi (Indo-Belanda) dan orang asli pribumi.
Munculnya organisasi ini karena adanya sejumlah golongan orang Indo-Belanda
yang dianggap lebih rendah kedudukannya dari pada orang Belanda asli (totok).
Secara hukum mereka itu masuk dalam bangsa kelas I, karena kedudukan ayahnya
yang orang Belanda. Namun demikian secara sosial karena ibunya orang pribumi
mereka anggap lebih rendah oleh golongan Belanda totok. E.F.E Douwes Dekker yang kemudian berganti
nama Dr. Danudirjo Setiabudhi bertemu ndengan dr. Cipto Mangunkusumo dan
Suwardi Suryaningrat atau dikenal dengan Ki Hajar Dewantoro. Mereka kemudian
dikenal dengan “Tiga Serangkai”. Mereka membentuk Indische Partij (IP) pada tahun 1912.
Douwes
Dekker melakukan propaganda ke seluruh Jawa dan
mengajak golongan bumiputera untuk menentang penjajah. Kunjungannnya itu
menghasilkan tanggapan positif di kota-kota yang dikunjunginya. Dalam Anggaran Dasar IP disebutkan, untuk
membangun patriotisme Bangsa Hindia kepada tanah airnya yang telah memberikan
lapangan hidup, dan menganjurkan kerjasama untuk persamaan ketatanegaraan guna
memajukan tanah air Hindia dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang
merdeka. Bagi pemerintah kolonial keberhasilan IP mendapat simpatisan dari
masyarakat merupakan suatu yang berbahaya. Organisasi itu kemudian dinyatakan
sebagai organisasi terlarang dan berbahaya (pertengahan 1913). Pemimpinnya
kemudian ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker diasingkan ke Timor, Kupang.
Cipto Mangunkusumo dibuang ke Bkamu. Suwardi Suryaningrat dibuang ke Bangka.
Tiga Serangkai itu kemudian dibuang ke Negeri Belanda. Pembuangan Tiga
Serangkai itu membawa dampak luas di negeri Belanda. Mereka semakin berusaha
mendorong bumi putera untuk memperjuangkan hak-haknya.
4.
Perhimpunan Indonesia
(PI)
Perhimpunan Indonesia didirikan pada
tahun 1908 oleh orang Indonesia yang berada
di negeri Belanda, diantaranya adalah
Sutan Kasayangan, R.M. Noto Suroto, mula-mula dengan nama Indische
Vereniging. Tujuannya adalah untuk memajukan kepentingan-kepentingan orang
Indonesia yang ada di negeri Belanda. Oleh karena itu awalnya organisasi ini
bergerak dalam bidang social budaya.
Sejak Cipto Mangunkusuma dan Suwardi
Suryaningrat bergabung pada tahun 1913, PI mulai memikirkan masa depan
Indonesia. Para anggotanya mulai menyadari betapa pentingnya organisasi
tersebut bagi bangsa Indonesia. Tahun 1922 organisasi ini berubah namanya
menjadi Indonesische Vereniging (Perhimpunan Indonesia). Penggantian nama ini
mempunyai arti strategis, karena dengan demikian telah muncul sebuah identitas
baru bagi suatu bangsa yang ingin berdiri sendiri dan menjadi bangsa yang
merdeka.
Penggunaan kata Indonesia memiliki
dampak yang besar, sikap politiknya berubah dari kooperatif menjadi non
kooperatif, dari moderat menjadi radikal. Hal ini tercermin dalam tiga visi
politiknya, yaitu :
a. Indonesia
ingin menentukan nasibnya sendiri.
b. Bangsa
Indonesia mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri.
c. Bangsa
Indonesia harus bersatu untuk melawan penjajah
Dengan visi tersebut, mereka menerbitkan
kembali majalah Hindia Poetra yang diasuh oleh Muh. Hatta, majalah ini menjadi
sarana untuk menyebarkan ide-ide anti colonial. PI menganjurkan agar semua organisasi pergerakan nasional untuk menjadikan konsep
Indonesia yang merdeka sebagai program utamanya. Anggotanya yang bersikap militan ini mengundang kecurigaan
dan kekhawatiran pemerintah kolonial Belanda, sehingga para aktifisnya
ditangkap dan di adili di Belanda.
5. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih benih paham Marxis datang dari luar
negeri dan mulai ditanamkan di bumi Indonesia pada masa sebelum Perang Dunia I,
yaitu dengan datangnya seorang pemimpin buruh negeri Belanda bernama H.J.F.M.
Sneevliet. Sneevliet berhasil mendirikan suatu organisasi yang bernama Indische
Sociaal Democratische Vereniging (ISDV). Dengan menggunakan taktik infiltrasi,
ISDV berhasil menyusup ke dalam Sarekat
Islam dan berhasil memecah belah SI menjadi dua, yaitu SI merah (komunis) dan
SI putih (agamis).
Setelah
berhasil menyusup dalam tubuh SI, dan mendapat pengikut. Tanggal 23 Mei 1923
berdirilah Partai Komunis Indonesia
dengan ketuanya Semaun. Jumlah anggota PKI semakin besar dan PKI
berkembang dengan pesat.Berikut ini ada
beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat.
a. Propagandanya yang sangat menarik
b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain
d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan
Ratu Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono
kembali dari Moskow.Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan
politik PKI semakin luas. Pada tanggal 13 November 1926,
Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama
sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan
ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak
buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa
pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga
sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai
terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya.
Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan
aksi revolusioner di Indonesia.
6.
Partai Nasional
Indonesia (PNI).
Semangat nasionalisme berkembang dengan pesat
di Indonesia dan tumbuh sebagai gerakan yang radikal dan militan. Seiring
dengan gejala tersebut, pada tahun 1925 berdiri sebuah organisasi yang bernama
Algemene Studie Club di Bandung yang di prakarsai oleh Ir. Soekarno.
Soekarno berpendapat bahwa
ideologi-ideologi yang berkembang di Indonesia seperti nasionalisme, Islamisme
dan Marxisme, dapat digunakan sebagai alat pemersatu bangsa. Atas
inisiatif Soekarno dibentuklah
Perserikatan Nasional Indonesia pada tahun 1927, dengan Soekarno sebagai
ketuanya. Perserikatan ini secara tegas bermaksud menjadi wadah bagi para
nasionalis untuk memperjuangkan Negara Indonesia yang merdeka. Organisasi ini
kemudian mengganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI
berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Kesadaran nasional semakin tinggi
dikalangan bangsa Indonesia.
d. Makin banyak kaum cerdik pandai yang
berpendidikan tinggi terjun ke politik.
e. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir.
Soekarno (Bung Karno).
PNI berlandaskan pada tiga asas, yaitu self help ( menolong diri
sendiri), nonkooperatif ( tidak bekerjasama dengan Belanda ) dan marhaeinisme
(mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan). Kemajuan dan aksi PNI
yang terus membangkitkan kesadaran masyarakat kearah kemerdekaan, menimbulkan
kekhawatiran Belanda. Dengan alasan melakukan provokasi, Soekarno ditangkap dan
diadili di pengadilan Bandung dengan tuduhan menghasut dan dapat mengganggu
ketentraman umum. Soekarno memberikan
pembelaan atas tuduhan yang diberikan, yang diberi judul Indonesia Menggugat.
7. Partindo
Ketika Ir.
Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah
menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru.Partindo didirikan oleh Sartono pada
tahun 1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun
dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan
PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun
juga sama yaitu self help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir.
Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari
penjara.Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan
pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak bisa berkembang,
maka tahun 1936 Partindo bubar.
8. Parindra
Perjuangan radikal yang dilakukan oleh PKI, PI, dan PNI mulai
berakhir ketika pemerintah kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap
sejumlah tokoh PNI.Di samping itu pemerintah kolonial di bawah Gubernur
Jenderal de Jonge melakukan pengawasan yang ketat terhadap
organisasi-organisasi yang ada pada masa itu.Melihat kondisi tersebut, para
tokoh pergerakan mengubah garis perjuangannya.Dari yang semula radikal dan
nonkooperasi menjadi moderat dan kooperasi dengan menempatkan wakilnya dalam
volksraad.Salah satu organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia
Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal
26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI).Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang
pada asas kooperasi maupun nonkooperasi.Sikapnya terhadap pemerintah tergantung
pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi luwes.Tokoh-tokoh Parindra yang
terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni
Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah
sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin
diperhatikan oleh pemerintah Belanda.Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup
berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi
Indonesier.
9. GAPI.
Pada
tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya
diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara
Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk
menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri
sendiri.Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda.Adanya
kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa
Moh.Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik
Indonesia (Gapi).Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya
Gapi.
a. Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar
diadakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah
agar bangsa Indonesia diberi pemerintahan yang berdiri sendiri
b. Kepentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
c. Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa
Indonesia.
Tujuan Gapi
adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri,
sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen.Tuntutan Indonesia
Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda
membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh
Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari
perubahan-perubahan ketatanegaraan.Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi
Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia.Menurut
komisi tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam
ikatan Kerajaan Belanda.Gapi menolak keputusan tersebut, sebab dianggap hanya
rekayasa Belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia.
10. Organisasi keagamaan.
a.
Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan.Muhammadiyah
berarti umat Muhammad atau pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan
dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan
yang ingin dicapai adalah
1. Memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan
agama islam, dan
2.
Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama
Islam.
Dalam rangka mencapai
tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
1. Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan
pengajaran agama dan kurikulum yang modern.
2. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
3. Mendirikan rumah yatim piatu.
4. Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
b.
Nahdatul Ulama.
Pembaruan
Islam yang dilakukan di kota-kota mendorong kaum tua yang ingin mempertahankan
tradisi mereka untuk mendirikan organisasi. Reaksi positif dari golongan
tradisionalisme adalah lahirnya organisasi di kalangan mereka. Saat itu
kebetulan bertepatan dengan akan dilakukannya Kongres Islam sedunia (1926), di
Hijaz. Para ulama terkemuka saat itu kemudian membentuk lembaga yang bernama
Jam’iyatul Nahdlatul Ulama (NU) pada 31 Januari 1926, di Surabaya. Sebagai
pendiri organisasi ini adalah Kyai Haji Hasyim Ashari dan sejumlah ulama
lainnya. Organisasi itu berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jam’ah. Tujuan
organisasi ini terkait dengan masalah sosial, ekonomi, dan pendidikan.
Perubahan cara berpikir pun mulai terlihat yang kemudian diikuti dengan
perbaikan organisasi secara lebih modern, lembaga-lembaga sosial mulai
didirikan, seperti rumah sakit, rumah yatim piatu, serta sekolah-sekolah. Yang
tidak kalah penting dalam konteks Indonesia adalah bangkitnya nasioalisme
modern, yaitu nasionalisme non kesukuan yang merupakan modal penting dalam
terbentuknya negara-bangsa di kemudian hari
11.
Taman Siswa
Taman siswamerupakan salah satu
organisasi pergerakan dengan focus kegiatan dalam bidang pendidikan. Didirikan
oleh ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, organisasi ini
meyakini pendidikan sebagai sarana yang efektif untuk mewujudkan transformasi
sosial dan dapat menjadi cara untuk memajukan bangsa. Dengan demikian, Taman
Siswa tidak bergerak dalam bidang politik.
Ki Hajar menerapkan tiga konsep pengajaran dalam kegiatan pendididkan di
Taman Siswa, yaitu :
a. Ing ngarsa sung
tuladha, artinya guru dapat memberikan contoh dengan sikap dan perilaku yang
baik, sehingga dapat menjadi teladan bagi siswanya.
b. Ing madya mangun
karsa, artinya guru harus dapat
memberi motivasi yang baik bagi siswanya
agar dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya.
c. Tut wuri handayani,
artinya guru wajib membimbing siswa untuk menggali sendiri pengetahuannya,
menemukan makna dari pengetahuan yang diperolehnya, sehingga pengetahuan itu
dapat berguna bagi kehidupannya.
12. Organisasi Pemuda dan Wanita
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro
Dharmo.Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas
petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan
Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi kepemudaan yang anggotanya
berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi
nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi, bakti).
Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka
mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri
Koro Dharmo. Dalam
kongresnya di Solo, organisasi ini berubah nama menjadi Jong Java.
Pemuda
Sumatera juga mendirikan persatuan pemuda Sumatera yang dikenal dengan Jong
Sumatera Bond. Organisasi itu dirikan pada 1917, di Jakarta. Persatuan itu
bertujuan untuk memperkukuh hubungan antarpelajar yang berasal dari Sumatera.
juga menumbuhkan kesadaran di antara anggotanya, dan membangkitkan kesenian
Sumatera. Tokohnya adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin. Perkumpulan yang lainnya
dibentuk berdasarkan daerah yang ada, antara lain Jong Minahasa, Jong Celebes,
dan Jong Ambon. Perkumpulan ini kemudian berfusi dalam Indonesia Muda.
Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau
ketinggalan.Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan
mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun
1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Utomo.
Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran terhadap anak-anak
perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap
yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang melampaui batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di
Tasikmalaya, lalu pada tahun 1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di
Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918.Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal
adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar Kautamaan Istri di tanah Pasundan.
Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang benafaskan
Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian
wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga
ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan
perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah emansipasi.Di samping
R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu
Maria Walanda Maramis dari Minahasa.
BAB
III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini penulis buat semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca.Dengan berbagai tahap dan berkat upaya serta partisipasi dari berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan dan menyelesaikan
makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Bila ada kesalahan-kesalahan yang penulis buat dengan sengaja atau tidak sengaja, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan tidak lupa pula kami membuka diri untuk
menerima saran dan kritik yang membangun sehingga makalah yang kami buat ini
lebih mendekati pada kesempurnaan.
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Pergerakan nasional
Indonesia muncul akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan penderitaan rakyat Indonesia
akibat penjajahan Belanda.
2.
Organisasi-organisasi
pergerakan nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan
bagi Indonesia.
3.
Kemerdekaan yang dicapai
Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun
organisasi-orgnisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah
kemerdekaan Indonesia.
B. Saran
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang
dicapai dari proses yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai
penerus bangsa hendaknya kita melanjutkan perjuangan atau cita-cita para
pejuang dalam pergerakan nasional demi sebuah kemerdekaan yang sebenarnya.Dan
menjadiakan hari esok sebagai pembuktian lahirnya pemuda-pemuda pergerakan
Nasional Indonesia yang rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para pemuda
di Indonesia harus membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan
Negara-negara yang lebih maju.
Sikap perjuangan para pemuda
saat kemerdekaan dulu, sebaiknya harus sama dengan sikap pemuda zaman sekarang dalam menghadapi
masalah Negara maupun masalah pribadi. Kini banyak para pemuda yang mudah putus asa menyelesaikan suatu masalah.Misalnya, diberi tugas buat makalah saja,
sudah ada yang mengeluh. Coba lihat pemuda dulu, mereka susah payah pegang bambu runcing
untuk melawan penjajah, keluar masuk hutan, naik turun gunung, dan lain
sebagainya. Generasi muda masa sekarang, bangkitlah
dan isilah kemerdekaan yang kita peroleh dengan susah payah ini dengan suata
karya yang membanggakan. Buatlah bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang besar
dan termashur di seluruh dunia.
DAFTAR
PUSTAKA
Adi Sudirman. 2014. Sejarah Indonesia Lengkap. Jogyakarta : Diva Press
Julianti, S.Pd . 2007. 1700 Bank Soal Sejarah Indonesia dan Dunia. Bandung : Yramawidya
Juhana Wijaya, E. 1995. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum untuk SMK. Bandung : Armico
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah
Indonesia Jilid XI. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Poesponegoro,
Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 2010.
Sejarah Nasional Indonesia V.
Jakarta : Balai Pustaka.
Ratna Hapsari dan M Adil. 2013. Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk
SMA /MA. Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar