KONFERENSI MEJA BUNDAR
Perjanjian Roem Royen belum menyelesaikan masalah Indonesia
Belanda. Salah satu agenda yang disepakati Indonesia Belanda adalah
penyelenggaraan Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Belanda tidak berhasil
membentuk negara-negara bagian dari suatu negara federal. BFO. Namun di antara
para pemimpin BFO banyak yang sadar dan melakukan pendekatan untuk bersatu
kembali dalam upaya pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal ini terutama
didorong oleh sukses yang diperoleh para pejuang dan TNI kita dalam perang
gerilya. Mereka sadar hanya akan dijadikan alat dan boneka bagi kekuasaan
Belanda. Oleh karena itu perlu dibentuk semacam front untuk menghadapi Belanda.
Pada bulan Juli dan Agustus
1949 diadakan konferensi Inter-Indonesia. Dalam konferensi itu diperlihatkan
bahwa politik devide et impera Belanda untuk memisahkan daerah-daerah di
luar wilayah RI mengalami kegagalan. Hasil Konferensi Inter-Indonesia yang
diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 19 s.d. 22 Juli 1949, antara lain:
A. Di
bidang ketatanegaran
- Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme.
- RIS akan dikepalai oleh seorang presiden konstitusionil dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada presiden.
- Akan dibentuk dua badan perwakilan, yakni sebuah dewan perwakilan rakyat dan sebuah dewan perwakilan negara bagian (senat). Pertama kali akan dibentuk dewan perwakilan rakyat sementara
- Pemerintah Federal Sementara akan menerima kedaulatan bukan saja dari pihak negara Belanda, melainkan saat yang sama juga dari Republik Indonesia.
B. Di bidang militer
- Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang
- Pertahanan negara adalah semata-mata hak pemerintah RIS, negara-negara bagian tidak akan memili angkatan perang sendiri.
- Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh pemerintah RIS dengan inti Angkatan Perang RI ( TNI), bersama-sama dengan orang Indonesia yang ada dalam KNIL, ML, VB, dan Territoriale Bataljons.
- Pada permulaan RIS, Menteri Pertahanan dapat mrangkap sebagai Panglima Besar APRIS.
Konferensi
Inter-Indonesia dilanjutkan di Jakarta pada tanggal 30 Juli s.d. 2
Agustus, yang membahas masalah
pelaksanaan pokok-pokok persetujuan yang telah diambil di Yogyakarta. Kedua
belah pihak setuju untuk membentuk Panitia Persiapan Nasional yang bertugas
menyelenggarakan suasana tertib sebelum dan sesudah Konferensi Meja Bundar (
KMB ). Setelah berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dengan musyawarah
didalam Konferensi Inter Indonesia, kini bangsa Indonesia sebagai keseluruhan
telah siap menghadapi KMB.
Indonesia telah menetapkan delegasi yang mewakili KMB yakni Moh.
Hatta, Moh. Roem, Mr. Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamijoyo, Dr.
Sukiman, Ir. Juanda, Dr. Sumitro Joyohadikusumo, Mr. Suyono Hadinoto, Mr. AK.
Pringgodigdo, TB. Simatupang, dan Mr. Sumardi. Sedangkan BFO diwakili oleh
Sultan Hamid II dari Pontianak.
KMB dibuka pada
tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. Van
Maarseveen dan dari UNCI sebagai mediator adalah Chritchley.
Tujuan diadakan KMB
adalah untuk :
- menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dan Belanda
- untuk mencapai kesepakatan antara para peserta tentang tata cara penyerahan yang penuh dan tanpa syarat kepada Negara Indonesia Serikat, sesuai dengan ketentuan Persetuiuan Renville.
Setelah melalui
pembahasan dan perdebatan, tanggal 2 November 1949 KMB dapat diakhiri.
Hasil-hasil keputusan dalam KMB antara lain sebagal berikut.
1. Belanda mengakui keberadaan negara RIS (Republik Indonesia
Serikat) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. RIS terdiri dari RI dan 15 negara
bagian/daerah yang pernah dibentuk Belanda.
2.
Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun kemudian, setelah
pengakuan kedaulatan.
3.
Corak pemerintahan RIS akan diatur dengan konstitusi yang dibuat
oleh para delegasi RI dan BFO selama KMB berlangsung
4. Akan dibentuk Uni Indonesia Belanda yang bersifat lebih longgar ,
berdasarkan kerja sama secara sukarela dan sederajat. Uni Indonesia Belanda ini
disepakati oleh Ratu Belanda.
5.
RIS harus membayar utang-utang Hindia Belanda sampai waktu
pengakuan kedaulatan.
6. RIS akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan izin baru
untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
Ada sebagian
keputusan yang merugikan Indonesia, yakni beban utang Hindia Belanda yang harus
ditanggung RIS sebesar 4,3 miliar gulden. Juga penundaan soal penyelesaian
Irian Barat yang merupakan masalah yang menjadi pekerjaan panjang bangsa
Indonesia. Tetapi yang jelas bahwa hasil KMB telah memberikan kesempatan yang
lebih luas bagi Indonesia untuk membangun negeri sendiri.
Hasil
KMB kemudian diajukan kepada KNIP untuk diratifikasi. KNIP bersidang pada
tanggal 6 Desember 1949 berhasil menerima KMB dengan suara 226 pro lawan 62
kontra dan 31 meninggalkan sidang.
Selanjutnya
diadakan pemilihan presiden RIS pada tanggal 15 Desember 1949 dengan calon
tunggal Ir. Soekarno. Ir Soekarno terpilih sebagai Presiden RIS tanggal 16
Desember 1949 dan pada tanggal 17
Desember 1949 diambil sumpahnya sebagai Presiden RIS. Tanggal 20 Desember 1949
Kabinet RIS yang pertama dibawah pimpinan Moh. Hatta selaku Perdana Menteri
dilantik oleh Presiden. Tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS yang dipimpin
Moh. Hatta berangkat ke Nederland untuk menandatangani Piagam Penyerahan dan
pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda. Pada tanggal 27 Desmber 1949
diadakan upacara penandatanganan naskah penyerahan dan pengakuan kedaulatan
didua tempat, yaitu:
1. Belanda di Ruang tahta Amsterdam, Ratu
Yuliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J.A.
Sassen dan Ketua Delegasi RIS, Drs. Moh. Hatta membubuhkan tanda tangannya pada
piagam penyerahan dan pengakuan kedaulatan kepada RIS.
2. Pada waktu yang sama di Jakarta, sri
Sultan Hamengku Buwana IX dan Wakil Tinggi Mahkota A.H.J. Lovink menandatangani
naskah penyerahan dan pengakuan kedaulatan.
Secara
formal Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dan mengakui kedaulatan penuh
suatu negara Indonesia di seluruh bekas wilayah Hindia Belanda ( kecuali
Papua). Dengan demikian berakhirlah secara resmi perang kemerdekaan Indonesia.
Dengan diangkatnya Sukarno sebagai Presiden RIS, maka presiden RI
menjadi kosong. Untuk itu, maka ketua KNIP, Mr. Asaat ditunjuk sebagai pejabat
Presiden RI. Tanggal 27 Desember 1949 Mr. Asaat dilantik sebagai pemangku
jabatan Presiden RI sekaligus dilakukan acara serah terima jabatan dari Sukarno
kepada Mr. Asaat. Langkah ini diambil untuk mempertahankan kelangsungan negara
RI. Apabila sewaktu-waktu RIS bubar, maka RI akan tetap bertahan, karena
memiliki kepala negara.
Dengan berakhirnya KMB itu, berakhir pula perselisihan Indonesia
Belanda. Indonesia kemudian mendapat pengakuan dari negara-negara lain.
Pengakuan pertama datang dari negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab,
yaitu Mesir, Suriah, Libanon, Saudi Arabia dan Afganistan, India, dll.
Walaupun Belanda sendiri tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan hanya mengakui tanggal 27 Desember
1949, namun keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu tetap terhitung
sejak Proklamasi Kemerdekaan oleh bangsa Indoensia. Pada saat itu bangsa
Indonesia tidak menghadapi Belanda, melainkan menghadapi Jepang, karena
sebelumnya Belanda sudah kalah dan menyerah pada Jepang. Oleh karena itu,
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mutlak atas usaha bangsa Indonesia sendiri.