SERANGAN
UMUM 1 MARET 1949
Pihak Belanda ternyata tidak mau segera menerima resolusi DK PBB,
tanggal 28 Januari 1949. Belanda masih mengakui bahwa RI sebenarnya tinggal
nama. RI sudah tidak ada, yang ada hanyalah para pengacau. Sementara itu, Sri
Sultan Hamengkubuwana IX lewat radio menangkap berita luar negeri tentang
rencana DK PBB yang akan mengadakan sidang lagi pada bulan Maret 1949, untuk
membahas perkembangan di Indonesia.
Sri Sultan berkirim surat kepada Jenderal Sudirman tentang
perlunya tindakan penyerangan terhadap Belanda. Sudirman minta agar Sri Sultan
membahasnya dengan komandan TNI setempat, yakni Letkol Soeharto. Segera
penyerangan terhadap Belanda di Yogyakarta dijadwalkan tanggal 1 Maret 1949
dini hari.
Serangan
Umum 1 Maret 1949 ialah serangan yg dilaksanakan
pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta dengan cara besar-besaran yg
direncanakan & dipersiapkan oleh jajaran paling atas militer di wilayah
Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pemerintah sipil setempat berdasarkan aba-aba
dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan terhadap dunia internasional
bahwa TNI tetap ada & lumayan kuat, jadi dengan demikian bisa memperkuat
posisi Indonesia dlm perundingan yg sedang berjalan di Dewan Keamanan PBB dengan
maksud mutlak untuk mematahkan moral pasukan Belanda dan membuktikan pada dunia
internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia
[TNI] tetap memiliki kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Tanggal 1 Maret 1949 dini hari sekitar pukul 06.00 sewaktu
sirine berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam malam, serangan umum dilancarkan
dari segala penjuru. Letkol Soeharto langsung memegang komando menyerang ke
pusat kota. Serangan umum ini ternyata sukses. Selama enam jam (dari jam 06.00
- jam 12 siang) Yogyakarta dapat diduduki oleh TNI.
Keberhasilan serangan umum ini, kemudian disebarluaskan melalui
RRI gerilya yang ada di Wonosari Gunung Kidul. Berita ini dapat ditangkap oleh
RRI di Sumatra, kemudian diteruskan ke luar negeri. Radio Rimba Raya yang
berada di pedalaman Aceh yang menyiarkan bahwa serangan terhadap Yogyakarta dan
pendudukan kota ini adalah prestasi militer yang luar biasa. Peran radio
pemancar Radio Rimba Raya adalah memperlancar tugas pemerintahan PDRI.
Peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 juga dilaporkan oleh R. Sumardi ke
pemerintah PDRI di Bukit Tinggi melalui radiogram. Berita ini kemudian
disampaikan kepada Maramis (diplomat RI di New York)
Serangan Umum 1 Maret 1949 mempunyai arti penting baik didalam
maupun luar negeri. Serangan Umum 1 Maret 1949 mencapai tujuannya, yakni :
1.
Ke dalam
a. Mendukung
perjuangan diplomasi.
b. Meninggikan
semangat rakyat Indonesia dan TNI yang sedang bergerilya.
c. Secara
tidak langsung telah mempengaruhi sikap para pemimpin negara federal bentukan
Belanda yang tergabung dalam BFO
2.
Ke luar
a. Menunjukkan
kepada dunia internasional bahwa TNI masih ada dan mampu mengadakan serangan.
b. Mematahkan
moral pasukan Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar