Senin, 02 Mei 2016

SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

Pihak Belanda ternyata tidak mau segera menerima resolusi DK PBB, tanggal 28 Januari 1949. Belanda masih mengakui bahwa RI sebenarnya tinggal nama. RI sudah tidak ada, yang ada hanyalah para pengacau. Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwana IX lewat radio menangkap berita luar negeri tentang rencana DK PBB yang akan mengadakan sidang lagi pada bulan Maret 1949, untuk membahas perkembangan di Indonesia.
Sri Sultan berkirim surat kepada Jenderal Sudirman tentang perlunya tindakan penyerangan terhadap Belanda. Sudirman minta agar Sri Sultan membahasnya dengan komandan TNI setempat, yakni Letkol Soeharto. Segera penyerangan terhadap Belanda di Yogyakarta dijadwalkan tanggal 1 Maret 1949 dini hari.
Serangan Umum 1 Maret 1949 ialah serangan yg dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta dengan cara besar-besaran yg direncanakan & dipersiapkan oleh jajaran paling atas militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk  pemerintah sipil setempat berdasarkan aba-aba dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan terhadap dunia internasional bahwa TNI tetap ada & lumayan kuat, jadi dengan demikian bisa memperkuat posisi Indonesia dlm perundingan yg sedang berjalan di Dewan Keamanan PBB dengan maksud mutlak untuk mematahkan moral pasukan Belanda dan membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional  Indonesia [TNI] tetap memiliki kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Tanggal 1 Maret 1949 dini hari sekitar pukul 06.00 sewaktu sirine berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam malam, serangan umum dilancarkan dari segala penjuru. Letkol Soeharto langsung memegang komando menyerang ke pusat kota. Serangan umum ini ternyata sukses. Selama enam jam (dari jam 06.00 - jam 12 siang) Yogyakarta dapat diduduki oleh TNI.
Keberhasilan serangan umum ini, kemudian disebarluaskan melalui RRI gerilya yang ada di Wonosari Gunung Kidul. Berita ini dapat ditangkap oleh RRI di Sumatra, kemudian diteruskan ke luar negeri. Radio Rimba Raya yang berada di pedalaman Aceh yang menyiarkan bahwa serangan terhadap Yogyakarta dan pendudukan kota ini adalah prestasi militer yang luar biasa. Peran radio pemancar Radio Rimba Raya adalah memperlancar tugas pemerintahan PDRI. Peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 juga dilaporkan oleh R. Sumardi ke pemerintah PDRI di Bukit Tinggi melalui radiogram. Berita ini kemudian disampaikan kepada Maramis (diplomat RI di New York)
Serangan Umum 1 Maret 1949 mempunyai arti penting baik didalam maupun luar negeri. Serangan Umum 1 Maret 1949 mencapai tujuannya, yakni :
1.      Ke dalam
a.       Mendukung perjuangan diplomasi.
b.      Meninggikan semangat rakyat Indonesia dan TNI yang sedang bergerilya.
c.      Secara tidak langsung telah mempengaruhi sikap para pemimpin negara federal bentukan Belanda yang tergabung dalam BFO
2.      Ke luar
a.       Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI masih ada dan mampu mengadakan serangan.
b.      Mematahkan moral pasukan Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar